"Hidup Tanpa Filter"

 Judul: "Hidup Tanpa Filter"

Oleh: Mulkan Azhim

Di suatu pagi yang cerah, di kafe kecil yang ramai di Jakarta, Ari duduk sambil menatap layar ponselnya. Dia sedang scroll timeline Instagram, memeriksa update terbaru dari teman-temannya. Foto-foto selfie dengan filter wajah yang flawless, video TikTok dengan koreografi yang sempurna, dan status yang penuh dengan kata-kata inspiratif. Semuanya terlihat sempurna, bahkan lebih dari kehidupan nyata.

Namun, di balik layar ponselnya, Ari merasa ada sesuatu yang kurang. Seolah dunia yang dia lihat itu tidak pernah benar-benar menunjukkan siapa mereka yang sesungguhnya. Semua orang tampaknya hidup dalam dunia maya yang penuh dengan topeng, seakan-akan filter menjadi cara mereka untuk melarikan diri dari kenyataan.

“Ari, kamu lihat story aku nggak? Gila banget deh, keren banget kan?" tanya Dinda, teman Ari yang tiba-tiba muncul di depannya, sambil menunjuk layar ponselnya yang menunjukkan sebuah foto dengan filter bunga di wajahnya.

Ari hanya tersenyum dan mengangguk pelan. “Iya, keren banget," jawabnya, meskipun dalam hatinya ada keraguan.

Dinda kembali melihat ponselnya dengan bangga, tidak menyadari ekspresi Ari yang tampak cemas. Sejak beberapa bulan terakhir, Ari merasa dunia media sosial seperti membelenggu dirinya. Banyak temannya yang selalu terlihat bahagia, tetapi Ari tahu mereka juga punya masalah, hanya saja mereka lebih memilih untuk menutupinya dengan filter-filter sempurna yang tak pernah terlihat retak.

Tapi hari itu, sesaat setelah Dinda pergi, Ari mengambil keputusan yang membuatnya terkejut. Ia membuka Instagram, menghapus semua filter di fotonya, dan memposting sebuah selfie tanpa editan. Dia hanya tersenyum lebar, memperlihatkan wajah asli yang sedikit lelah setelah semalaman begadang untuk menyelesaikan tugas kuliah.

Tak disangka, fotonya langsung mendapat banyak perhatian. Teman-temannya memberi komentar positif, bahkan ada yang memujinya karena berani tampil natural. “Wah, ini baru keren! Kita jarang lihat orang berani tanpa filter,” komentar Rizky, teman lama Ari yang terkenal dengan foto-fotonya yang selalu tampil sempurna.

Ari merasa lega. Ternyata, dunia tidak perlu selalu sempurna. Tidak ada yang salah dengan menunjukkan siapa kita sebenarnya, dengan segala ketidaksempurnaan yang ada. Hari itu, Ari belajar satu hal yang selama ini terlewatkan—hidup tanpa filter lebih membebaskan.


Credit Penulis: Mulkan Azhim

Comments

Popular posts from this blog

"Follow the Trend"